Wednesday, May 20, 2015

Pentingnya membina Ukhuwah di Indonesia



Ukhuwah berasal dari bahasa Arab dengan bentuk kata dasarnya (masdar) akhu yang berarti saudara, termasuk di dalamnya saudara sekandung, saudara seayah, saudara seibu atau saudara sesusuan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1eLNlhY2sx215IholSl9wH4C0_joJ-RJkHLwcq0hyphenhyphens0kV63rZz1BEjxNaRkqj0O9_v74_rcdX_-BsV5SRxEfJcQknegaOGroesGfVX-0xLVuplfbjIglRXUyLYMI2IY1T5HoVvOlPrfk/s1600/ukhuwah_by_muslimultimedia-d67u7z0.pngMenurut dia, keimanan melahirkan keharusan persaudaraan yang hakiki di antara orang beriman, yaitu hubungan persaudaraan yang tak dapat diukur dengan hubungan kasih sayang, baik secara kejiwaan maupun secara jasmani.
Ukhuwah merupakan salah satu ajaran Islam mengenai konsep persaudaraan.

Kata ukhuwah seringkali dirangkaikan dengan kata Islamiyah, menjadi ukhuwah Islamiyah. Kata itu memperjelas pengertiannya bahwa persaudaraan tersebut dibangun atas dasar prinsip Islam.  

Dalam Islam, ajaran ukhuwah bermakna suatu ikatan persaudaraan antara dua orang atau lebih berdasarkan keimanan yang sama, kesepakatan atas pemahaman serta pembelaan kepada Islam sebagai agama yang diridhai Allah SWT.

Dasar ajaran ukhuwah bersumber dari surah Al-Hujurat ayat 10, “Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”

Ahli tafsir kontemporer, Al-Qasimi, menyatakan iman menghendaki terwujudnya persaudaraan yang hakiki di antara orang beriman yang terikat oleh hubungan yang murni dan kekerabatan yang fitri.



Surah Ali Imran ayat 103 juga merupakan landasan penting dari ajaran ukhuwah. Allah SWT berfirman, “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu—karena nikmat Allah—orang-orang yang bersaudara.”

Ayat di atas, menurut Abu Ja’far at-Tabari, sejarawan dan ahli tafsir terkemuka, bermakna agar kita senantiasa terikat dengan ketentuan Allah SWT dengan cara memegang teguh agama-Nya, sebagaimana yang Dia perintahkan dan janjikan dalam kitab-Nya, yakni berupa persatuan dan kesatuan dalam kebenaran serta kepatuhan kepada ketentuan-Nya.
http://mirajnews.com/id/wp-content/uploads/sites/3/2014/07/ukhuwah-indah.jpg